Moving Class, halah-halah...

Akhirnya setelah sekian lama, SMAN-1 Sampit dengan bangganya menyatakan dirinya menggunakan sistem "Moving Class"
Tahu kan Moving Class? Itu loh, kelas yang berpindah-pindah... Maksudnya bukan kelasnya yang jalan, tapi siswanya...
Jadi begini nich.. kalau kelas Biologi pergi ke kelas Biologi, Matematika kek kelas Matematika, begitu seterusnya dan seterusnya

Sebelumnya mau Giri ceritain dulu sedikit ”kok bisa ada” cepet terbentuk moving class


SMANSA yang bener-bener pinter... siswa diajak untuk bertanding mendekor kelasnya seindah mungkin sesuai tema kelasnya. Dengan diberi modal 50rb dan hadiah utama 1 jt. wuah, apa nggak tergiur tuh? tapi kalau dipikir-pikir sekolah mempermainkan siswanya loh!
Ada 21 kelas. Diberi modal sebesar 50 rb, berarti keluar modal Rp 1.050.000,- Hadiah juara 1-2-3-4-5 totalnya Rp 2.625.000,- lalu hadiah hiburan (yang nggak menang) 100rb dikali 21-5 = 16 kelas. 16 x 100 rb = 1,6 juta

Totalnya semua Rp 5.275.000,-

Kalau misalnya mengupah tukang cat, percaya deh, nggak bakalan semurah itu! Bayar aja tukang cat yang bisa mengerjakan semuanya dari dinding hingga meja kursi hanya dalam waktu 3 hari untuk 21 kelas, bahkan diupah 10 juta nggak bakalan mau deh!

Kembali lagi ke moving class...

Sudah sekitar 2 minggu berjalan, dan Moving Class nggak berjalan semestinya deh, dan… BIASA AJA.
1. Gurunya sama aja keliling-keliling juga, nggak standby di kelas
2. Kelas nggak pas dengan mata pelajarannya. Karena jumlah kelasnya kurang, jadi harus tumpuk-tumpuk deh. Misalnya pelajaran kesenian malah di ruang Sosiologi, pelajaran Fisika malah di ruang Antropologi!
3. Bikin capek aja, harus gendong-gendong tas melulu...

Pada intinya SMANSA.. yah.. terkesan hura-huraan aja deh metode kayak ginian, bahasa lainnya sih.. kurang efektif, he....

Tahu deh... kita tunggu aja beberapa bulan kedepan ya!