Search This Blog

Curhatan berikutnya

>> 5.17.2009


Setelah selama 1 minggu nggak sekolah... loh, kok ngga sekolah, ada apa?
Bukan maksudnya memboloskan diri, tapi bolos bersyarat dikarenakan sakit. Ehem, iya, sakit. Sakit cacar. Nggak jelas juga sebenarnya cacar atau bukan... duh, gimana ngejelasinnya ya? (belibet kabeh)
Ya udah, mari kita flashback dari satu minggu sebelumnya.

Jadi ceritanya dari hari selasa saya merasakan ada sesuatu yang kayak benjolan di belakang rakitambut. Pas kegaruk, eh, pecah! Hiy... dikirain sih biasa aja, mungkin jerawat atau semacamnya.
Hari berikutnya benjolan itu muncul lagi di lengan sebelah kiri, juga tanpa sengaja kegaruk. Lagi-lagi pecah dan bikin nyeri yang luar biasa.
Beberapa hari kemudian rasanya meriang-meriang nggak kuku kayak gitu, besoknya pun dilarikan (waduh, kata-katanya...) ke dokter. Nama dokternya A.Karsetiyono. Dokternya kocak loh, nggak kayak dokter pada umumnya, beliau prakteknya cuman pake kaos oblong sama celana pendek santai gober-gober. Beneran! Nggak becanda!
Dan setelah periksa-periksa, menggerayangi badanku ini (waw! Hehehe...), dan akhirnya saya divonis mengidap penyakit.... penyakit... CACAR!!! Argh!!! Tidak!!! (lebay banget~~)
pertamanya sih cuman 3 hari aja izinnya, tapi setelah 3 hari berikutnya ternyata si virus cacar masih lengket dan diberi izin lagi selama 7 hari.
Pertama kali diberi obat tablet-tablet sama pil nggak jelas sama salep yang berlabel Acyclovir. Kaget banget loh waktu pertama kali diberi salep Acyclovir, karena disampingnya ada tulisan obat tersebut untuk perawatan virus Herpes simplex. Mendengar virus Herpes rasanya merinding-merinding disco, hiy... tapi usut punya usut di Wikipedia, cacar merupakan turunan dari virus Herpes, dan perawatan dengan Acyclovir tidak usah dibingungkan. Tapi di Wikipedia disebutkan kalau salep Acyclovir katanya kurang ampuh, hm,....
Bentol-bentol makin lama makin menjalar ke muka, bahkan ke kulit kepala, hiy..... gatel rasanya, ngeri deh. Bentol-bentol itu pertama bentuknya berair dan menarik kulit jadi kencang, rasanya juga gatel-gatel nggak enak kayak gitu. Yang paling sengsara, nggak boleh digaruk! Kalau digaruk nanti bisa pecah dan malah bikin sakit dan nyeri, terus bikin bekas di kulit. Wuah!!!! semalaman rasanya nggak bisa tidur deh...
setelah beberapa hari kemudian, kembali rujukan ke dokter, terus diberi obat-obat yang nggak jelas lagi (maksudnya nggak ngerti fungsinya apa), sama salep racikan dokter. Baunya sih wangi-wangi kayak bedak anti-jerawat yang suka dipake sama emak-emak kayak gitu.... entahlah.
Setelah beberapa hari kemudian rujukan lagi, diberi salep yang baunya miri-mirip juga, sama tablet Acyclovir.
Sekarang bentol-bentolnya sudah berubah warna menjadi hitam dan kempes jadi koreng-koreng nyebelin yang bisa lepas di sembarang tempat. Hiy..... jijik ya? Hehehehe. Keadaan muka sekarang jadi rada-rada ancur dan makin bopengan, hehehe... sekarang lagi perawatan dengan bedak.. apa ya bahasa Indonesianya? Kalau bahasa banjarnya “pupur dingin”. Semacam ramuan bedak yang dicampur dengan air dan rempah-rempah lainnya terus diolesin ke muka dan digunakan semacam masker. Biasanya kayak ginian cuman dipake sama ibu-ibu dan tante-tante, tapi kadang-kadang juga dipake sama bapak-bapak yang lagi kepanasan. Duh, bayangin aja cara makenya, hehehe..

0 orang ngomentarin:

Post a Comment

Yo...silahkan kasih commentnya...
Kamu juga bisa menambah emoticon kawan! cukup ketikkan kode emoticon pada daftar di atas

Picture

Picture

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP